Bekantan merupakan salah satu jenis primata endemik yang berada di provinsi kalimantan Selatan. Saat ini populasinya terancam punah diakibatkan perburuan liar, adanya kerusakan dan konversi habitat serta kebakaran hutan. Saat ini bekantan sudah termasuk menjadi salah satu spesies yang terancam punah. Karena hal ini lah perlu penjagaan ekstra yang lebih untuk melindungi habitat bekantan saat ini.
Di tengah ancaman ini, muncul sosok inspiratif bernama Amalia Rezeki dari Banjarmasin. Dikenal sebagai "Sang Penyelamat Bekantan", Amalia telah menjadi pahlawan bagi satwa endemik Kalimantan ini. Kiprahnya dalam pelestarian bekantan telah membuatnya dikenal luas, menjadikannya ikon perjuangan konservasi di wilayah Kalimantan. Nyatanya Amelia sudah dari kecil dikenalkan oleh ayahnya sama Bekantan.
Pada saat kuliah Amelia Rezeki melakukan penelitian tugas akhirnya. Dari sini dia mendapatkan sebuah fakta bahwa Bekantan adalah satwa yang menjadi Ikon Provinsi Kalimantan selatan yang sedang terancam punah. Tidak adanya perhatian khusus dari pemerintah daerah. Membuat dirinya terjun langsung untuk pelestarian Bekantan.Dia kemudian berinisiatif mendirikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).
Yayasan yang dibentuk pada tahun 20213 ini salah satu lembaga non profit khususnya untuk pelestarian Bekantan dan habitatnya. Bersama masyarakat yang peduli melakukan berbagai upaya untuk melindungi dan menjaga Bekantan. Salah satu nya adalah membuka konservasi mangrove yang akan menjadi habitat Bekantan di Pulau Curiak.
Disini Amelia dan SBI membangun Pusat Penelitian Bekantan dan Konservasi Mangrove jenis Rambai. Mereka juga mendirikan ekowisata dengan membina 3 desa di luar kawasan konservasi. Hal ini juga yang membuat populasi Bekantan menambah di Pulau Curiak. Yang awalnya terdapat 14 Bekantan saat ini sudah tercatat lebih dari 30 Bekantan.
Saat ini Amalia Rezeki sudah menjalin kemitraan dengan pihak khusus seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Melalui BKSDA Kalimantan Selatan untuk bersama-sama berkontribusi melestarikan Bekantan dengan membangun Pusat Penyelamatan Bekantan (Bekantan Rescue Center)
Menurut Amalia Rezeki, misi penyelamatan bekantan merupakan tantangan besar yang tidak bisa dihadapi sendirian. Ia menekankan bahwa keberhasilan upaya pelestarian dan perlindungan spesies ini dari ancaman kepunahan sangat bergantung pada kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak.
Amalia menyadari bahwa diperlukan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan organisasi lingkungan untuk mencapai tujuan konservasi yang efektif. Ia mengajak semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelangsungan hidup bekantan, mengingat kompleksitas permasalahan yang dihadapi satwa endemik Kalimantan ini.